Sunday, February 21, 2010

Unforgetable Sumbing

Siang itu, tanggal 22 Januari 2010, Kami ber-6 (AaN, Heru, Geri, Adi, Santi, dan Rini) telah bersiap di selasar kampus MIPA UGM Yogyakarta untuk melakukan pendakian ke gunung Sumbing. Sore ketika kami akan berangkat tiba-tiba cuaca berubah mendung, dan benar saja, baru sampai jalan Magelang, hujan lebat telah menerpa. Cuaca di sore itu benar-benar buruk, karena memang pada bulan januari ini adalah puncak musim penghujan. 
Perjalanan tetap kami lanjutkan menyusuri kota Muntilan, Magelang, Secang, dan kemudian Temanggung. Sesampainya Temanggung, kami berhenti sejenak untuk istirahat dan mengisi amunisi untuk pendakian. Sekitar jam 20.30 malam tibalah kami di dusun Garung-pos pendakian gunung Sumbing. Setelah mencatatkan diri di tempat pak dukuh dan packing, tepat jam 21.30 kami mulai mendaki gunung dengan ketinggian 3371 MDPL ini. Pendakian ke gunung Sumbing ini merupakan pendakian kedua ku setelah sebelumnya setahun yang lalu aku cuma sampai di daerah Pasar Watu (Jalur Lama). 
Pada pendakian kali ini kami memilih untuk melalui jalur Baru, walaupun agak memutar tetapi medannya tidak terlalu berat dibandingkan dengan jalur Lama. Malam itu, cuaca agak sedikit gerimis, kami mulai berjalan mengikuti petunjuk peta yang kita dapatkan dari pos pendakian, kami ikuti jalan batu sampai bertemu masjid, selanjutnya belok ke kanan hingga bertemu jembatan. Pada jembatan ini tergambar arah panah ke kanan sehingga kami memilih jalan yang sebelah kanan yang nantinya sedikit menyesatkan. Sebagai rekomendasi, pilihlah jalan lurus melewati hutan bambu yang nantinya akan melalui pos I dan pos II-Gatakan (pada peta : jalur warna biru). Karena kami memilih jalan ke kanan (warna merah), maka hal ini konsekuensinya.... Kami berjalan menyusuri jalan setapak diantara ladang penduduk, sampai kami menemukan jalan buntu, dari sini kita mulai berpikir dimanakah jalan yang benar??setelah pencarian yang agak lama akhirnya kita menemukan jalan ke kiri-naik ke atas (sebelah pipa), sepertinya jalan ini akan mengantarkan kami ke jalan yang benar, setelah kami selusuri, kami pun di bingungkan dengan jalan setapak yang tidak jelas, karena begitu banyak pohon yang tumbang akibat badai, akhirnya kamipun berkutat didaerah itu begitu lama sampai akhirnya kami mendengar suara aliran sungai, kami ikuti jalan tersebut dan akhirnya kami menemukan jalan pendakian yang benar... 


Peta Pendakian Gunung Sumbing

Malam itu cuaca benar-benar cerah, ditemani dengan bintang-bintang, sungguh sangat berkebalikan dengan cuaca sore tadi. Penyelusuran jalan setapak ini akhirnya mengantarkan kita ke daerah Pestan, jam sudah menunjukkan jam 4 pagi, teman-teman yang lain ternyata sangat kelelahan dengan apa yang kami alami tadi malam. Dengan pertimbangan kondisi fisik, akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan camp di daerah tersebut. Kami beristirahat cukup lama sampai pagi menyingsing. Karena kelelahan fisik 3 orang dari kami tidak melanjutkan perjalanan ke puncak, jadi hanya aku, adi, dan geri lah yang akhirnya meneruskan perjalanan. Tepat jam 8 pagi kami mulai mendaki, dan tidak berapa lama kami sampai di Pestan (tempat pertemuan jalur baru dengan jalur lama), disana kami bertemu dengan sekelompok pendaki lain dari jogja juga.





Setelah pos 2 gatakan (pagi hari)


Pestan -pertemuan jalur baru dengan jalur lama

Dari Pestan, kami melanjutkan pendakian dengan medan yang lumayan terjal menuju Pasar Watu dengan kondisi jalan yang merupakan jalan air, sehingga harus ekstra hati-hati agar tidak terpeleset. Setelah beberapa menit, akhirnya kita sampai juga di daerah Pasar Watu. Daerah ini sangat bagus karena begitu banyak batu-batu yang berserakan dengan latar gunung Sindoro di sebelah utara. Sejenak kita beistirahat, dan perjalanan kami lanjutkan kembali, kami ambil jalan turun ke kiri dan kemudian naik melewati batu-batuan sampai di Watu Kotak.


Pasar Watu
Watu Kotak merupakan daerah batu-batuan besar, di daerah ini dapat digunakan untuk mendirikan camp, dan sangat terlindung dari angin. 
Watu Kotak
Dari Watu kotak, jalan naik cukup berat karena jalannya berupa batu-batuan kecil yang agak licin karena hujan tadi malam. Setelah berjalan cukup lama akhirnya kami sampai puncak juga tepat jam 11.15, Daearah puncak ini merupakan bukit-bukit kecil yang mengelilingi kawah mati gunung Sumbing, di daerah kawah ini terletak makam Ki Makukuhan, dan lapangan pasir yang cukup luas. Setelah beristirahat sejenak dan berfoto-foto kami pun segera turun karena awan sudah mulai naik dan menutupi jalan kami. 


Puncak Buntu
Puncak (bagian Barat)
Perjalanan turun lebih kami lakukan lebih cepat, dan tepat jam 13.00 kami telah sampai di camp. Sekitar jam 14.00 kami mulai turun ke bawah di temani hujan yang sangat deras. Kali ini kami memilih jalan yang benar melewati Pos II-Gatakan dan Pos I, dan Finally kami sampai di basecamp dengan selamat sekitar jam 19.00. End

by : Muslih Anwar
  

4 comments:

djamboel said...

mmm....muantap brother...
kenangane ra mutu fam sing munggah ditulise kapan..?

rini said...

an, ki ceritane koe mo nulis cerpen po? kok ketok e bahasa ne rodo wagu yo kayak nulis petunjuk jalan wkwkwk....

Anonymous said...

great adventure

AaN said...

@rini: oke, emang pengennya buat narasi ttg cerpen buk, ky diary atau sharing pengalaman,,
@jamboel :ok mboel, segera